Generasi Milenial? Berikut ini Sikap Generasi Milenial Indonesia

Sikap generasi milenial, Generasi milenial Indonesia, Anak milenial Indonesia, alvara research center
Generasi Milenial? Berikut ini Sikap Generasi Milenial Indonesia. Generasi Millenial, yang dikenal sebagai generasi Y, adalah generasi pertama yang melihat internet sebagai penemuan hebat dan mengubah segalanya.

Subjek generasi milenial baru-baru ini telah banyak dibahas oleh publik.Bahkan tidak hanya di media sosial.

Beberapa orang yang termasuk dalam generasi milenial adalah mereka yang lahir pada kisaran 1980-2000.

Tertarik dengan masalah yang terkait dengan generasi milenial, Alvara Research Center (ARC) telah melakukan survei sejak 2016, yang kemudian menciptakan materi dengan menggabungkan berbagai data sekunder.

Jika ditampilkan dalam angka, nampak menunjukkan beberapa hal unik, seperti 1 dari 3 populasi Indonesia adalah milenial dan 8 dari 10 generasi milenial terhubung ke internet.

Ada juga survei yang mengatakan bahwa generasi milenial memiliki setidaknya 30,7 persen yang pergi ke mal setiap dua minggu, 40,1 persen memiliki akun Instagram dan 22,3 persen masih membaca koran.

Selain itu, ARC melakukan survei pribadi sekitar 1.200 hingga 1.800 responden berusia 17-65 di Indonesia. Hasilnya adalah mereka berhasil menunjukkan beberapa perilaku milenial yang berasal dari Indonesia.

Perilaku ini termasuk kecanduan internet, mudah berpaling ke lain hati, berdompet tipis, pekerja cepat dan cerdas, bisa apa saja, kapan saja, suka berlibur, tidak tahu apa-apa tentang politik, dan ingin berbagi.

Tetapi bagaimana kita menggambarkan setiap perilaku milenial? berikut ini ulasannya.

1.   Kecanduan internet

Kecanduan internet

Dalam perilaku ini, ARC membagi dirinya menjadi 2 kategori kecanduan internet, yaitu penetrasi pengguna internet di Indonesia dan pola penggunaan fungsi smartphone.

Dalam kategori penetrasi, pengguna internet di Indonesia menunjukkan grafik tertinggi 85,4 persen pada generasi milenial antara usia 17-25.

Untuk pola penggunaan fungsi smartphone, responden berusia antara 46 dan 65 sering menggunakan fungsi telepon dan SMS.

Sementara itu, responden berusia 17-25 telah memprioritaskan penggunaan game, browsing, media sosial dan fungsi perpesanan.

Kantor manajemen Alvara Research Center (ARC), Hasanudin Ali (40) mengatakan bahwa "Dalam penelitian kami, usia rata-rata generasi milenial menggunakan internet selama 7 jam,".

2.   Bekerja dengan cerdas dan cepat

Bekerja dengan cerdas dan cepat

Dalam studi Solusi Profesional UXC, ini menunjukkan bahwa generasi milenial tidak cocok untuk tugas yang memprioritaskan kuantitas.

Namun, generasi milenial akan menyamai pekerjaan dominan dengan kecanggihan teknologi.

ARC juga mengatakan bahwa generasi milenial bukan generasi yang malas, mereka cerdas untuk beradaptasi dan dapat bekerja lebih efektif daripada generasi sebelumnya.

3.   Bisa apa saja

Bisa apa saja

Dari Januari 2018, ARC melakukan penelitian untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku ini dengan melakukan penelitian tentang penggunaan media milenial di Indonesia.

Diperoleh sebanyak 97,1 persen generasi milenial mengonsumsi televisi dan 83,4 persen diantaranya memilih internet.

"Generasi Millenial dapat melakukan 2-3 aktivitas secara bersamaan, tercermin dalam media yang digunakan antara internet dan televisi, keduanya tinggi," kata Hasanudin.

Hasanudin menambahkan bahwa generasi milenial dapat secara bersamaan menonton televisi sambil menjelajahi internet.

Ini juga dijelaskan dalam infografis altonivel.com yang digunakan oleh ARC sebagai data sekunder.

4.   Mudah berpaling ke lain hati

Milenial Mudah berpaling ke lain hati

Dalam perilaku ini, kata ARC, tingkat loyalitas milenial kepada merek atau perusahaan atau institusi lebih rendah daripada generasi yang lebih tua, mereka akan dengan mudah beralih ke merek lain.

Salah satu data sekunder dari visualcapitalist.com menunjukkan, 10 merek teratas disukai oleh generasi milenial dari sektor teknologi, konveksi, ritel, dan makanan.

5.   Berdompet tipis

Milenial Berdompet tipis

Pada Mei 2018, ARC melakukan investigasi terhadap perilaku pembayaran yang paling disukai oleh milenial.

Hasilnya, 76,8 persen dari generasi milenial, lebih memilih transaksi non tunai, yaitu penggunaan kartu bank.

Transaksi kartu kredit (16,2 persen), mobile banking (12,1 persen), e-money (8,4 persen), internet banking (8,4 persen), diikuti e-wallet (3,2 persen). dan T-cash (1,3 persen).

6.   Liburan kapan saja dan di mana saja

Milenial Liburan kapan saja dan di mana saja

Selanjutnya, ARC juga melakukan penyelidikan terhadap perilaku generasi milenial pada hari libur.

Diketahui bahwa 1 dari 3 milenial Indonesia harus berlibur setidaknya setahun sekali.

ARC mengatakan: Saya sedang berlibur, jadi saya di sana. Itulah kredo milenialis, bepergian adalah kebutuhan utama untuk menunjukkan identitas.

Selanjutnya, untuk destinasi favorit bagi generasi milenial di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Malang, dan Bali.

7.   Suka berbagi

Milenial Suka berbagi

Perilaku bersama juga tercermin dalam generasi milenial. ARC mengatakan bahwa milenial memiliki kemurahan hati untuk berbagi dan berbagi kegiatan sosial, baik offline maupun online.

Kemudian ARC juga mengkategorikan perilaku ini menjadi 3 jenis, yaitu Solidaritas Two Face Solidarity, Sharing is Better, dan Followers is Family.

Two Faces of Solidarity mengindikasikan milenial peduli dengan masalah-masalah sosial. Namun, sikap ini masih sebatas euforia dan belum masif.

Sharing is better berarti bahwa milenial saat ini suka berbagi pengetahuan, keterampilan, dan wawasan lainnya.

Selain itu, Followers is family , yang berarti bahwa milenial memiliki tingkat solidaritas yang tinggi, terutama bagi pengikut mereka.

8.   Cuek dengan yang berbau politik

Milenial Cuek dengan yang berbau politik

Pada Januari 2018, ARC menemukan bahwa generasi milenial menganggap politik sebagai generasi yang lebih tua. Jadi mereka acuh tak acuh terhadap berbagai proses politik.

Ini tercermin dalam citra segmentasi pemilih di Indonesia yang terbagi menjadi empat, yaitu rasional, konservatif, swing (belum mapan) dan apatis.

"Dari empat segmen, sebagian besar pemilih militer bersikap apatis dan pemilih memilih," kata Hasanudin. Ini juga berlaku untuk percakapan yang dilakukan setiap hari.

Generasi Millenial umumnya lebih akrab dengan musik / film, olahraga, dan teknologi informasi.

Dalam hal ini, politik diprakarsai oleh generasi responden sebelumnya yang berusia 35-49 tahun.

Anda mungkin menyukai ini

Comments

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>
Tinggalkan komentar sesuai topik tulisan, komentar dengan link aktif tidak akan ditampilkan.
Admin dan penulis blog mempunyai hak untuk menampilkan, menghapus, menandai spam, pada komentar yang dikirim